Pengertian Kewirausahaan
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard
Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah
“agent who buys means of production at certain prices in order to
combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi
Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum
banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai
kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat
tersebut, yang diambil dari berbagai sumber :
Harvey Leibenstein (1968, 1979),
mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen
fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi
ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan
dan pengawasan.
Tujuan Kewirausahaan
Ada beberapa manfaat kewirausahaan, salah satunya sebagai berikut :
- Menurunkan angka pengangguran
- Memperkuat perekonomian nasional
- Pendistribusian pendapatan nasional
- Kesejahteraan masyarakat
- Menurunkan beban negara
- dll
Teori Megenai Kewirausahaan
Seiring berjalanya waktu,
kewirausahaan semakin berkembang, maka lahirlah berbagai macam teori
tentang kewirausahaan, akan coba saya uraikan berbagai teori
kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan
sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu)
hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan
kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel
keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan
isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak
terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum
begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal
untuk melahirkan teori-teori berikutnya.
2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti
tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk
swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha
tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha.
Dari berbagai disiplin ilmu,
lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang mereka
masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha
disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang
akan melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan
keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan
melahirkan berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari
tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai sosial disuatu masyarakat,
yang akan berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang usaha dan
mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan padang dikenal
sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan,
bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam
berwirausaha. Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih
menekankan pada motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk
berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka
lebih besar kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi
peluang usaha yang diperolehnya.
3. Teori Perilaku Wirausaha Tersebut
Seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam
mengorganisasikan suatu usaha, memanajer keuangan dan hal-hal terkait,
membangun jaringan, dan memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel
dan pandai bergaul untuk memajukan suatu usaha. Dan juga sifat dari wirausaha tersebut, kebanyakan wirausahawan memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, tidak mudah emosi. Hal ini berguna sebagai betuk pelayanan terhadap client. Namun, jika seorang wirausahawan memiliki sifat emosional, susah untuk maju, client akan lebih memilih orang yang ramah dari pada yang tidak. Pola pikir juga mempengaruhi kesuksesan seseorang. Dengan pikiran maju akan mudah mencari referensi baru yang tidak monoton, pola pikir juga bersangkutan dengan daya kreatifitas.
Ciri-Ciri Wirausahawan
Bygrave
(dalam Ifham, 2002) mengemukakan beberapa ciri-ciri seorang
wirausahawan,
yaitu:
1.
Mimpi
(dreams), yakni memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
2.
Ketegasan
(decisiveness), yakni tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan
cepat.
3.
Pelaku
(doers), yakni melaksanakan secepat mungkin.
4.
Ketetapan
hati (determination), yakni komitmen total, pantang menyerah.
5.
Dedikasi
(dedication), yakni berdedikasi total, tidak kenal lelah.
6.
Kesetiaan
(devotion), yakni mencintai apa yang dikerjakan.
7.
Terperinci
(details), yakni menguasai rincian yang bersifat kritis.
8.
Nasib
(destiny), yakni bertanggungjawab atas nasib sendiri yang hendak dicapainya.
9.
Uang
(dollars), yakni kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran
sukses.
10.
Distribusi
(distributif), yakni mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan
kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya.
0 komentar:
Posting Komentar