jam

 

salju

Selasa, 29 April 2014

Kewirausahaan (KWU)

Pengertian Kewirausahaan

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil dari berbagai sumber :
Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Tujuan Kewirausahaan 

Ada beberapa manfaat kewirausahaan, salah satunya sebagai berikut :
  1. Menurunkan angka pengangguran
  2. Memperkuat perekonomian nasional
  3. Pendistribusian pendapatan nasional
  4. Kesejahteraan masyarakat
  5. Menurunkan beban negara
  6. dll

Teori Megenai Kewirausahaan

Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin berkembang, maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk melahirkan teori-teori berikutnya.

2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha.
Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha. Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang diperolehnya.

3. Teori Perilaku Wirausaha Tersebut
Seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan suatu usaha, memanajer keuangan dan hal-hal terkait, membangun jaringan, dan memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk memajukan suatu usaha. Dan juga sifat dari wirausaha tersebut, kebanyakan wirausahawan memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, tidak mudah emosi. Hal ini berguna sebagai betuk pelayanan terhadap client. Namun, jika seorang wirausahawan memiliki sifat emosional, susah untuk maju, client akan lebih memilih orang yang ramah dari pada yang tidak. Pola pikir juga mempengaruhi kesuksesan seseorang. Dengan pikiran maju akan mudah mencari referensi baru yang tidak monoton, pola pikir juga bersangkutan dengan daya kreatifitas.

Ciri-Ciri Wirausahawan

Bygrave (dalam Ifham, 2002) mengemukakan beberapa ciri-ciri seorang
wirausahawan, yaitu:
1.        Mimpi (dreams), yakni memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
2.        Ketegasan (decisiveness), yakni tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat.
3.        Pelaku (doers), yakni melaksanakan secepat mungkin.
4.        Ketetapan hati (determination), yakni komitmen total, pantang menyerah.
5.        Dedikasi (dedication), yakni berdedikasi total, tidak kenal lelah.
6.        Kesetiaan (devotion), yakni mencintai apa yang dikerjakan.
7.        Terperinci (details), yakni menguasai rincian yang bersifat kritis.
8.        Nasib (destiny), yakni bertanggungjawab atas nasib sendiri yang hendak dicapainya.
9.        Uang (dollars), yakni kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran sukses.
10.    Distribusi (distributif), yakni mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan kunci  yang                 merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya.




 


0 komentar:

Posting Komentar